Jumat, 27 November 2015

PATAH HATI ITU JUGA PENYAKIT

Miris, itu yang aku rasakan saat mendengar orang-orang yang menghujat tingkah laku orang yang patah hati. Apakah mereka memang orang yang begitu kuatnya hingga bisa langsung sembuh saat patah hati atau mereka sendiri belum pernah merasakan patah hati...???

Tolol...
Nggak punya iman..
Lebay...

Beberapa komentar itu terlontar dari beberapa teman saat kami sedang membahas berita kematian seorang siswi SMU negeri Di Pontianak yang memilih mengakhiri hidupnya sendiri setelah putus dari pacarnya.

Please, berhenti menghakimi dia yang telah pergi. Mungkin kita semua setuju jalan yang dipilih dia salah. Aku fikir jauh lebih baik kita mengambil pelajaran dari kejadian tersebut. 

Saat kita mendapat berita teman, sahabat dan keluarga menderita penyakit berbahaya seperti cancer,  yang kita lakukan memberi dukungan, menghibur dan membantu sebisanya untuk mengurangi penderitaanya karena kita tahu resiko penyakit tersebut bisa mengakibatkan kematian.

Dan saat kita tahu, ada teman, sahabat atau keluarga yang sedang patah hati, apa yang paling sering kita lakukan, berempati dibelakang (diperhalus dari bergosip) korban patah hati. Ada beberapa yang perhatian dan memberi saran-saran untuk segera melupakan. 

Sadarkah kalian sekarang, memberi saran dan perhatian seadanya tidaklah cukup. Terbukakah hati kalian bahwa patah hati itu juga penyakit yang berbahaya yang bisa berujung dengan kematian.

Untuk para orang tua, bisakah kalian lebih terbuka dengan kondisi anak-anak kalian, kalian mungkin tidak mengijinkan mereka pacaran pada usia sekolah. Tapi pada saat mereka memutuskan untuk jatuh hati dan diakhiri dengan patah hati, apakah tepat jika kalian kemudian ikut menyalahkan mereka. Jika bukan kalian yang menerima mereka apa adanya, lalu kepada siapa mereka bisa mencurahkan kesedihan mereka.

Orang-orang disekitar korban patah hati yang menyebut diri mereka teman dan sahabat, mungkin kalian belum merasakan sakitnya patah atau kalian termasuk orang-orang yang berjiwa kuat, yang menganggap patah hati hanya salah satu bagian dari cerita cinta kalian. Cobalah untuk lebih peduli, korban patah hati tidak bisa langsung melupakan walau kalian ribuan kali menyarankan untuk melupakan sang mantan. Mereka butuh kalian untuk mendengarkan mereka, dan tahu kalian ada dan dia tidak sendirian.

Untuk deretan para mantan, mungkin hubungan cinta ini tidak dapat dilanjutkan, kita tidak bisa memaksakan suatu hubungan. Dan jika harus berakhir, dan setelah beberapa waktu berlalu saat hati mulai tenang, sedikit memberi perhatian dengan menanyakan kabar mungkin bisa menenangkan jiwa mantan kalian yang mungkin saat ini masih mencintai kalian. Bukan untuk kembali, sekedar menyenangkan hati.

Dan untuk kamu yang sedang patah hati, mungkin saran dari Raditya Dika berikut bisa membuat kalian kembali bersemangat :



Pontianak, 28/11/2015

 

 

Jumat, 04 September 2015

Jatuh dan Patah

Pontianak, 04 September 2015

Sebenarnya patah hati kali ini bukan patah hati pertama buat aku, tapi entah mengapa menjadi pengalaman patah hati yang lumayan traumatis. Apa mungkin karena aku sudah lupa rasanya patah hati pada saat jatuh cinta pada dia...? bisa aja. Biasanya emang begitu.

Jika ada yang bilang, saat kamu jatuh cinta maka otomatis kamu mengambil resiko untuk patah hati. Ya memang resiko itu aku ambil, tapi sejujurnya besarnya dampak dari resiko itu yang nggak aku pertimbangkan secara serius saat memilih untuk menjalani hubungan cinta dengan dia.

Pada saat jatuh cinta, bisa dibilang aku disibukkan dengan kebahagiaan sehingga mengabaikan resikonya. Sibuk menikmati dada yang berdebar karena bahagia saat mendapat telepon darinya, bbm dan sbb..... padahal ada resiko dada sesak karena duka saat semua telpon dan sms-ku diabaikan olehnya. 

Tersenyum bahagia saat bercerita dan bersenda gurau dengannya pada awal hubungan padahal ada resiko tangis sedih saat bertengkar diakhir hubungan.

Jika harus diungkapkan dengan kata-kata maka ada banyak rangkaian kata yang bisa mewakili rasanya patah hati. Salah banyaknya ada lah lagu, karena emang banyak banget. Sejak patah hati ini, banyak banget lagu patah hati yang liriknya aku setujui...bukan berarti aku nikmatin lagunya. Jujur aja sejak patah hati aku paranoid sama lagu-lagu cengeng patah hati, karena mendengarnya seperti menabur cuka pada luka....perrrrrihhhh.

".......lebih baik sakit gigi daripada sakit hati.......by.Meggy Z"
demi bulan dan bintang dilangit, aku juga lebih milih sakit gigi trus ke dokter minta diobatin, keluar dari ruangan dokter tadaaa aku udah bisa senyum lagi. Kalo sakit hati aku harus kedokter mana yang bisa membuat aku kembali tersenyum dalam satu jam dan ngilangin rasa sakitnya. Nggak ada. Aku udah 2 bulan patah hati dan sakitnya masih terasa mengiris. Sad but true...


"......cinta ini membunuhku......by.d'masiv"
 Mungkin cinta tidak bisa membunuh raga, tapi cinta yang masih kumiliki saat ini membunuh jiwaku secara perlahan tapi pasti. 
Dua bulan aku hidup seperti zombie tanpa jiwa, hanya emosi yang menguasai karena kehilangan yang aku cintai. Berlebihan....? coba putusin pacar yang masih kamu cintai.

"....Don't you remember ? the reason you loved me before,
Baby, please remember me once more...by.Adele"
please...please tidak bisa kah kita mengingat kembali semuanya, semua cinta yang pernah kita bagi. Tapi aku tahu, aku hanya aku yang menginginkannya, dia tidak. There's no way you comming back.








Rabu, 02 September 2015

Saat Yang Meminta Untuk Menjalani malah Memutuskan untuk Berhenti Berjalan

Pontianak, 03 September 2015

Postinganku ini bakalan berhubungan satu sama lain, masih bercerita seputar pada patah hatiku. Tapi nggak akan terposting sesuai urutan ceritanya. Karena pada dasarnya aku hanya akan menuliskan apa yang terlintas dibenakku.

Kembali ke subject tulisanku, yak betul dari awal hubungan aku sudah menawarkan untuk tidak melanjutkan hubungan ini karena kami sudah tahu akhir dari perjalanan hubungan kami. Tapi dia selalu bilang....selalu bilang disetiap saat kami bertengkar atau mempertanyakan akhir hubungan ini, ".....sudahlah kita jalani saja....."

Lagunya Tangga yang judulnya Tak Kemana-mana udah jadi soundtrack hubungan kami, lagunya yang begini nih :
 
awal cerita yang selalu bahagia
adalah skenario yang ditawarkan cinta
namun hanya Tuhan yang tau Kemana
perjalanan ini kan bermuara nantinya…

kita sedang bahagia
jangan buang waktu menerka nerka akhir nya
tenang aku disini selama kau disisi
aku bejanji tak ke mana mana

mungkin saja esok mungkin saja lusa
mungkin saja dunia sekejab jadi berbeda
perasaan dan segenap cinta yang kau
dan yang aku punya

Kan tetap sama . . .

masa depan yang aku inginkan
adalah membahagiakanmu
mulai hari ini…
 

Bukan, bukan karena beda keyakinan. Beda keyakinan mungkin masih bisa dipersatukan jika pada akhirnya ada yang bisa diyakinkan. Perbedaan kami ada pada usia. Aku wanita saat ini berusia 35 Tahun dia 'cowok' berusia 21 tahun. 14 tahun bukan perbedaan yang dapat dimaklumi, bahkan perbedaan yang mungkin tidak akan pernah dapat diterima oleh orangtua mana pun di Indonesia ini, terutama di daerah terpencil seperti kota kami.

Mengenai cerita kenapa kami sampai bisa berhubungan akan aku ceritakan di postingan lain. Saat ini yang ingin aku ceritakan kekecewaanku saat dia menyesali keputusannya untuk menjalani hubungan ini.

Dua bulan yang lalu, setelah menjalani hubungan kurang lebih 15 bulan, dia yang selalu ada walau bukan hanya kehadirannya tapi lewat sms, bbm maupun whatsapp tiba-tiba sering menghilang. Karena sudah mulai ada perasaan yang berbeda dengan perubahan sikapnya, aku mengajaknya bicara dan dia mengakui lelah menjalani hubungan ini. Dan pada akhirnya keluar kata-kata ".....aku menyesal memaksa kamu untuk terus menjalani hubungan ini dulu, karena saat ini akan semakin sulit untuk kita menerima perpisahan, dan lebih baik kita memutuskan untuk berpisah saat ini. Aku ingin bertahan, tapi kita sama-sama tahu nggak mungkin kita untuk tetap bersama....."

Nggak kebayang hancurnya hatiku saat itu, walau tahu akhirnya akan seperti ini tapi aku tidak benar-benar siap dengan kenyataan harus kehilangan orang yang semakin hari semakin aku sayangi.

Tapi jika aku bisa berfikir dengan jernih, aku yang lebih dewasa seharusnya dapat lebih menerima keputusannya. Cepat atau lambat hubungan ini harus diakhiri.

Tapi aku begitu menyanginya, aku masih ingin melalui hari bersamanya. Aku ingin berteriak, jangan tinggalkan aku sekarang, beri aku lebih lama untuk merasakan kasih sayang darinya. Tapi malam itu aku hanya diam, harga diriku memaksaku untuk menggenggam sendiri serpihan hatiku.


Tak pernah terbayang akan menjadi seperti ini pada akhirnya 
Semua waktu yang pernah kita lewati bersamanya telah hilang dan sirna
 Hitam Putih perlu
 Janji kita menunggu 
Tapi kita tak mampu 
Seribu satu cara kita lewati ntuk dapati semua jawaban ini
 
Bila memang harus berpisah 
Aku akan tetap setia
 Bila memang ini memang ujungnya 
Kau kan tetap ada di dalam jiwa 

Tak bisa tuk teruskan 
Dunia kita berbeda 
Bila memang ini ujung nya 
Kau kan tetap ada di dalam jiwa
Memang tak mudah tapi ku tetap menjalani kosong nya hati 
Buanglah mimipi kita yang pernah terjadi tersimpan tuk jadi history

Song : Isyana Sarasvati
Title : Tetap dalam Jiwa



Awal Ceritaku

Pontianak, 03 September 2015

Blog ini aku buat hanya karena aku baru aja patah hati......cengeng???? don't judge me. Coba aja dulu patah hati baru deh boleh bilang aku cengeng.

Rasanya tuh udah kayak semua lagu sedih numpuk di dada mau di keluarin yang keluar malah air mata, yang paling parah saat air mata bahkan enggan untuk bekerja sama dan memutuskan untuk ikut menumpuk di dalam............periiih.....

Okeh, kayaknya cukup deh postingan pertama aku, mungkin bakal jadi postingan yang aku sesali nantinya. ".....jijik banget sih tulisanku..." mungkin aku bakal berfikir begitu suatu saat nanti, saat akal sehatku kembali. dan aku berharap penyesalan itu akan segera tiba, karena itu artinya aku udah sembuh dari segela tetek bengek patah hati ini. Amin.